Gak Laku-Laku, Gelandang Muda Barcelona Dilepas ke Klub MLS dengan Gratis

 Barcelona- Talenta spesial yang dipunyai Riqui Puig tidak dapat dioptimalkan Barcelona. Walau telah masuk ke team khusus semenjak musim 2018/2019, Puig tidak juga memperoleh menit bermain yang banyak.  Slot Online Terpercaya



Sampai pada akhirnya Barcelona dilatih Xavi Hernandez, peluang itu tidak tiba juga. Berulang-kali akan dilepaskan, tetapi penawaran untuk pemain tengah 22 tahun ini tidak juga tiba.

Bisakah Anda Mempelajari Cara Menipu Mesin Slot

Tetapi penantian Riqui Puig kelihatannya akan usai. Seperti dikutip Marca, Puig siap-siap untuk pergi. Ia beritanya telah dipepet club MLS (Major League Soccer/Amerika Serikat), LA Galaxy.


Puig akan memperoleh 3 tahun kontrak di LA Galaxy. Disamping itu, ia akan dibawa secara gratis atau tanpa ongkos transfer walau Barca akan memperoleh persentase keuntungan jika ia dipasarkan ke club lain.


Ia harus pergi karena baris tengah Barca kelebihan pemain. Xavi Hernandez telah pastikan ia susah masuk ke susunan pemain musim depan. Puig masuk team khusus Barcelona pada musim 2018/2019 saat dilatih Ernesto Valverde. Tetapi semenjak itu juga, ia tidak berhasil memperoleh menit bermain dari beberapa pelatih Barcelona.


Sekarang ini, Puig baru tampil 57 kali dengan Barcelona. Kontraknya habis musim depan hingga harus dilepaskan musim ini daripada gratis.


Agen Puig telah berjumpa pejabat Barca untuk mengulas periode depannya. Ini dipercaya dapat mengurangi beban Barcelona. Barcelona ingin buang beberapa pemain yang tidak kepakai yakni Neto, Braithwaite dan Umtiti. Xavi telah ngomong ke ke-3 nya jika tidak diperlukan musim ini.


Agen ke-3  pemain telah berusaha untuk cari jalan keluar. Mereka akan coba pinjaman atau dipasarkan.


Memphis Depay, Sergino Dest dan Miralem Pjanic tidak terang periode depannya. Walau demikian, ke-3 nya masih tetap ada keinginan untuk main.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Farmers rally versus inheritance income tax adjustments

miracle diet pop up

challenges of big data in the workplace. Let’s start with anti-dis